Jadi.....
selama mengandung anak kedua,
boro-boro saya bisa masuk dapur. Mendekati dapur saja sudah mau pingsan
rasanya, jujur saja hal ini membuat saya sedih. Walaupun suami tidak protes
sama sekali (syukurlah punya suami pengertian banget hihi), tapi saya khawatir
pada nutrisi si kakak Arka. Akhirnya, jalan tengah diambil uti yang memasak
untuk Arka, kalau enggak yang si papa bertugas mencari bekal yang sehat dan
bersih (teteup donk ya).
Memang kehamilan saya yang
kedua ini berbeda sekali dengan yang pertama. Kehamilan pertama saya lalui
dengan mulus alias ngebo (hahahahaha)..Semua makanan saya lahap, saya masih
menjadi working mom, plus masih semangat jual kebaya sana-sini. Saat melahirkan
pun juga begitu, bukaan 1 – 10 cukup 4 jam saja plus proses persalinan yang
berlangsung cukup 5 menit saja. Tapi jangan ditanya rasa sakitnya
saudara-saudara. Waktu bukaan yang cukup ekonomis ternyata sepaket dengan rasa
sakit yang di rapel.
Tapi saya mengamini kata orang “namanya anak mah beda-beda”. Yup
dinikmati aja kalau kehamilan kedua ini membuat saya bedrest, lemas, mual,
lunglai, lemah dan tak berdaya. Mungkin karena dulu saat hamil Arka saya masih
LDRan sama suami. Sekarang kesempatan buat manja-manjaan dan ngerasain jadi
INCESSSSSSS hohohoho…
Oke back to topic, D A P
U R….
Ini adalah hari pertama saya kembali ke dapur. Bangun tidur tetiba
pingin bikin macaroni schotel buat bekal Arka sekolah (istilahnya Arka sendiri kalau
dimomong si budhe). Arka tipe anak yang picky eater? Yup sangat. Tapi mau kesel
ya gimana ya, wong setelah direnungkan sampai sekarang saya juga sukanya
pilih-pilih makanan. Dari yang saya baca begitu buibu, emosi orang tua akan
menular pada anaknya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengakui bahwa
dasar dari semua ini adalah pola asuh. Anak kan mahkluk pintar ya, saya percaya
itu. Jadi mereka akan merekam mungkin celotehan kita yang dengan entengnya
bilang : “Aku gak mau makan itu ah, aku maunya makan itu”. Mereka berpikir
bahwa merka juga seorang individu yang memiliki hak untuk memilih makanan.
Bentuknya aja bayi kan buibu? Tapi pinternya super duper lohhhh..Saya mah terima
dengan tabah kalau Arka picky, gak mau ini ya sodorin makanan lain. Gak mau
lagi? Sodorin lagi makanan lain. Repot? Iya. Maka mohon doanya ya buibu supaya
niat baik saya menjadi pemakan segala dapat segara terwujud. Harapan saya energi
positif ini bisa segera menular ke Arka juga.
Bahagianya masakan saya lahap dimakan Arka..Semoga akan selalu
lahap begini. Semoga juga adek di perut mama selalu sehat biar mama bias masak
buat kakak ya dek..love love